Nasib Guru Wiyata Bhakti Belum Membaik

Nasib guru wiyata bakti dari dulu hingga sekarang belum mengalami perubahan yang signifikan. Dari orde lama hingga pasca reformasi tetap saja guru wiyata bakti belum mampu mencapai kesejahteraan sebagaimana yang selama ini menjadi harapan para guru wiyata di semua jenjang pendidikan. Apakah memang guru wiyata bakti tidak begitu penting bagi keberlangsungan bangsa dan negara ini , bagaimanakah dengan masa depan mereka, bagaimana dengan dana jaminan hari tua untuk mereka yang telah mengabdi bertahun tahun dan tak sempat diangkat menjadi pegawai negeri sipil?

Guru merupakan aktor paling penting yang menentukan masa depan bangsa dan negara, guru adalah aset bangsa yang teramat mahal harganya, ibarat logam, guru adalah emas mulia yang anti karat dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Emas, tidak hanya dijadikan sebagai patokan bagi untuk mengkalkulasi naik turunnya nilai dolar, namun emas juga lambang kekayaan bagi sebuah bangsa.

Semua pemimpin di negeri ini lahir berkat bimbingan dan didikan seorang guru,mereka adalah cetak biru pengorbanan seorang guru yang telah membekalinya dengan ilmu pengetahuan serta kemampuan tertentu hingga mereka bisa duduk di istana yang terhormat. Istana tetaplah istana, sebagian besar pemimpin lupa ketika mereka telah duduk di kursi empuk. Mereka terlena dan lupa terhadap perjuangan orang orang yang telah memungkinkan mereka menikmati kursi dengan segala fasilitas yang ada.

Siapa lagi orang orang yang telah memungkinkan mereka menikmati fasilitas ekslusif kalau bukan tangan tangan ikhlas sang guru , tetapi mengapa guru lebih banyak dipandang sebagai beban bagi bangsa dan negara, mengapa ketika guru guru wiyata bakti meminta kesejahteraan selalu dijawab pemerintah belum memiliki angggaran yang cukup? Apakah memang guru disamakan dengan barang barang yang tak terjangkau harganya oleh pemerintah?

Guru wiyata bhakti di negeri kita tercinta memang belum mendapatkan perhatian yang semestinya, mereka bagaikan sekelompok orang yang kurang berguna, kalaupun ada anggaran yang diberikan kepada mereka lewat tunjangan fungsional ataupun melalui prosedur sertifikasi tetapi tetaplah belum sesuai untuk menghargai jerih payah mereka untuk bangsa dan negeri ini.

Penulis sangat yakin bahwa sudah selayaknya guru guru wiyata bakti yang dengan ikhlas mengabdi menerima penghargaan yang sama dengan pegawai negeri sipil. Sebab tugas dan kewajiban yang diemban oleh seorang guru pada hakekatnya sama, mereka sama sama ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka sama sama membangun bangsa menjadi lebih maju dari sebelumnya.

Bangsa dan negara manapun tak akan mampu meraih kemajuan tinggi kalau mereka tak bisa menghargai guru berada pada posisi teratas. Jasa guru untuk kemajuan sebuah bangsa tak ada yang meragukan, semua bangsa besar di dunia sepakat bahwa guru menjadi aktor penting maju mundurnya sebuah bangsa. Kalau hari ini bangsa dan negeri ini kurang berdaya maka kemungkinan besar karena kita semua belum menjadikan guru sebagai orang orang yang berdaya. Pemerintah masih membeda bedakan perlakuan dan cenderung tidak adil terhadap guru wiyata bhakti.